Pengertian Kesulitan
Belajar
( by ade sanjaya )
Kesulitan Belajar - Untuk memperjelas tentang kesulitan
belajar dalam rencana penelitian ini, penulis akan memaparkan beberapa
pengertian menurut pendapat para ahli sebagai berikut : Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States
Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan
bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau
tulisan.
Di samping defenisi
tersebut, ada definisi lain yang yang dikemukakan oleh The National Joint
Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman (2003 : 07) bahwa
kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang didefenisikan
dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan kemampuan
pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan dalam
bidang studi biologi
Sedangkan menurut
Sunarta (1985 : 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar
adalah “kesulitan yag dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya,
sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang
terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman
kelasnya.
Berdasarkan pendapat
di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam
proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam
berbagai manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Di samping kondisi
umum itu, hal lain yang tidak kalah pentingnya diperhatikan adalah kondisi
cacat tubuh yang merupakan salah satu penghambat dalam melakukan kegiatan belajar
(Dalyono, 1997 : 232) menggolongkan cacat tubuh itu menjadi 2 macam yaitu : Kesulitan Belajar
Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pandangan dan
gangguan psikomotorik
Cacat tubuh serius (tetap) buta, tuli, bisu, hilang ingatan
dan kakinya.
Kesulitan yang dihadapi dalam belajar
Masalah belajar
merupakan masalah yang sangat penting bagi siswa dan sangat dianjurkan bahkan
menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia. Kesulitan yang dialami siswa
memerlukan bantuan dari berbagai pihak terutama dari guru bimbingan dan
penyuluhan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Slameto (2003
: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ada dua, yaitu :
1. Faktor intern
Faktor intern adalah
faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Dalam membicarakan
faktor intern ini, penulis akan membahasnya menjadi 2 faktor, yaitu faktor
fisilogis dan faktor psikologis.
a. Faktor
Fisiologis
Kondisi fisiologis
pada umumnya sangat berperan terhadap kemampuan bagi seseorang, anak yang dalam
keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan anak yang ada dalam
kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah, mudah mengantuk
sehingga dalam kegiatan belajarnya mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.
b. Faktor
Psikologis
Adapun yang termasuk
faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar antara lain adalah
inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan (Slameto,
1999 : 55)
Perhatian - Menurut al-Ghazali (2001) dalam Slameto (2003)
bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan
semata-mata kepada suatu benda atau hal (objek) atau sekumpulan obyek.
Bakat - Menurut
Hilgard dalam Slameto (2003) bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan
kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi
pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. Kemudian menurut
Muhibbin (2003) bahwa bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Minat - Menurut
Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996) bahwa minat adalah menyakut
aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan
dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi.
Motivasi - Menurut
Slameto (2003) bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau
tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak
atau pendorongnya.
Jadi, dari pendapat
di atas dapat diasumsikan bahwa motivasi siswa dalam proses belajar mengajar,
sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar
siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan
dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah
faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor,
yaitu : Kesulitan Belajar
Keluarga, yang meliputi cara orang mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, dan latar belakang kebudayaan.
Sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah.
Masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,
media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu dalam rangka
mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu : Kesulitan Belajar
Pengumpulan data - Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan
belajar, diperlukan banyak informasi sehingga perlu diadakan suatu pengamatan
langsung yang disebut pengumpulan data.
Pengolahan data -
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada
artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data harus diolah
dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang
dialami oleh anak.
Diagnosis, merupakan keputusan mengenai hasil dari
pengolahan data.
Prognosis, merupakan aktivitas penyusunan rencana/program
yang diharapkan dapt membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.
Perlakuan, yang merupakan pemberian bantuan kepada anak yang
bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang
telah disusun pada tahap prognosis tersebut.
Evaluasi, dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang
telah diberikan berhasil dengan baik, artinya ada kemampuan atau bahkan gagal
sama sekali. (Ahmadi dan Widodo, 2000: 96) Kesulitan Belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar